;

Suhu Bumi Meningkat 6,3 Persen Pada 2100

WASHINGTON - Temperatur bumi diprediksi meningkat antara 2,4 hingga 6,3 derajat Celcius pada 2100. Kondisi tersebut disebabkan peningkatan polusi emisi gas karbondioksida.

Menurut para ilmuwan, seperti dikutip Foxnews, Jumat (26/9/2008), keadaan mengerikan tersebut sudah mulai terasa sejak saat ini. Pada 2007 lalu polusi yang berasal dari emisi karbon meningkat hingga tiga persen. Emisi tersebut merupakan faktor utama pemicu terjadinya pemanasan global.

Berdasarkan data, China dan Amerika Serikat berada di urutan teratas dengan tingkat polusi yang tinggi. Keadaan itu berbanding terbalik dengan negara berkembang yang justru sedang berusaha mengurangi polusi karbondioksida (CO2). China bahkan menyumbang lebih dari setengah polusi CO2 di dunia. Tak jauh berbeda dengan China, Negeri Paman Sam tercatat memproduksi 1,75 miliar ton karbon selama 2007.

Seorang peneliti senior departemen Department of Energy's Oak Ridge National Laboratory, Gregg Marland, mengatakan cukup terkejut dengan laporan tersebut. Menurutnya, seharusnya emisi karbon dunia menurun karena kondisi perekonomian dunia juga menurun.

Marland mengatakan, laporan perusahaan minyak BP PLC melihat emisi banyak disebabkan karena pembakaran dari bahan bakar minyak, dan industri semen. China menyumbang lebih dari 2 miliar ton karbon pada 2007, atau meningkat 7,5 persen dari tahun sebelumnya.

Selain itu, Marland mengatakan, India berada di urutan ketiga penyumbang polusi terbesar, dan negara lain yang harus diperhatikan adalah Indonesia, di mana polusi meningkat cukup drastis.

Sementara itu, negara-negara yang mengalami penurunan polusi CO2 adalah Denmark yang turun 8 persen. Inggris dan Jerman berhasil menurunkan 3 persen emisi, sedangkan Australia, dan Prancis berhasil menekan emisi hingga 2 persen.

Selengkapnya...

Radiasi Ponsel Tingkatkan Resiko Kanker Pada Anak-Anak

Penggunaan ponsel sebaiknya hanya digunakan pada saat yang darurat atau memang sangat dibutuhkan. Menurut peneliti asal Swedia, seperti dilansir Sidney Morning Herald, Selasa (31/9/2008), ponsel dapat meningkatkan lima kali lipat resiko kanker otak. Masa perkembangan otak anak sangat rentan dan sensitif terhadap radiasi. Laporan tersebut diungkapkan pada konferensi kesehatan internasional terkait ponsel, yang pertama kali diadakan di London.

Studi di Swedia membuktikan, radiasi ponsel akan meningkatkan Glioma, yang memicu kanker atau tumor di otak. Menurut Professor dari Universitas Hospital di Orebro, Swedia, Lennart Hardell, ukuran otak anak-anak sangat kecil dan lebih tipis dibandingkan orang dewasa. Radiasi ponsel akan lebih mudah merusak sel-sel yang terdapat dalam otak.

"Kita harus melakukan pencegahan sejak dini dengan membatasi diri menggunakan ponsel, para remaja sebaiknya menggunakan handsfree dalam berkomunikasi," katanya. Resiko kanker akibat ponsel disebabkan akibat frekuensi radio dan elektromagnetik ketika ponsel mendapat atau mengirim sinyal.

Kendati demikian, beberapa peneliti menyatakan, radiasi sinyal telepon memang berpengaruh dalam jangka waktu yang lama untuk benar-benar terinfeksi kanker.

Sementara itu, organisasi kesehatan dunia (WHO) dan Australian Centre for Radiofrequency Bioeffects Research menyatakan, sejauh ini radiasi� ponsel aman bagi kesehatan dan tidak menyebabkan penyakit apapun.
Selengkapnya...

Beoscope: Situs Video Sharing ala Indonesia

JAKARTA - Di tengah maraknya pengakses video sharing YouTube, sekumpulan anak negeri membuat situs yang sama agar ketergantungan terhadap konten asing menurun sedikit demi sedikit.Ide pembuatan situs video sharing ini sebenarnya muncul sejak 19 Juni tahun lalu. Selang beberapa lama, tepatnya 18 Januari 2008, situs video ini diluncurkan untuk pertama kalinya. Sejak kemunculannya tersebut hingga Agustus kemarin, pengunjung Beoscope telah berjumlah lebih dari 20.000 hits.


Sama halnya dengan YouTube, para pengunjung hanya membutuhkan emapat langkah mudah untuk memasukkan video ke dalam Beoscope. Setelah mengambil dan mengedit video yang diinginkan, pengunjung harus mendaftar terlebih dahulu di situs tersebut, untuk kemudian meng-uploadnya sehingga bisa dinikmati oleh pengunjung yang lain.Video-video yang dapat diposting bisa dimasukkan dalam beberapa kategori seperti Funs V-Ads, V-Citizens News, Interest Category, I-Music, I-Movies dan Beos Focus.Fun V-Ads merupakan kumpulan video-video yang bertema iklan. Dalam kategori ini pengunjung dapat mengupload dan melihat video-video berisi jual beli barang atau jasa. Mirip dengan iklan baris namun tampilannya tidak berbentuk teks melainkan video.

Hal ini sangat memudahkan pengunjung untuk melihat kondisi barang yang akan dibeli atau diiklankan.Kategori V-Citizen News merupakan kumpulan video yang berisi peristiwa-peristiwa menarik di Indonesia dan dunia. Video ini mirip dengan berita-berita breaking yang ada di televisi-televisi swasta namun bedanya, video-video ini merupakan hasil rekaman langsung dari para pengunjung.Untuk I-Music dan I-Movies merupakan kategori video bakat dari para pengunjung. Beoscope menyamainya dengan istilah video dan musik independen hasil karya anak bangsa yang belum memiliki kesempatan mengenyam dunia industri musik dan film sebenarnya di Indonesia.Sebagai langkah antisipasi menambah pundi-pundi, Beoscope mencoba peruntungannya dalam masa kampanye pemilu tahun 2009 nanti. Untuk itu, mereka pun menyediakan jalur khusus para caleg untuk mempublikasikan diri mereka sendiri melalui layanan inovatif My Screen.My Screen tidak hanya berlaku bagi sang calon legislatif tapi juga memungkinkan setiap orang menyampaikan pandangan, visi, dan komentar pribadinya terhadap suatu persoalan yang terjadi di masyarakat.

Selama ini layanan MY Screen telah diisi oleh tayangan video beberapa tokoh yang menyampaikan beragam informasi, antara lain analisis dan prognosa marketing Indonesia oleh Hermawan Kartajaya, analisis tentang persoalan ekonomi terbaru yang disampaikan ekonom A. Tony Prasentiantono, video ceramah budaya sineas Garin Nugroho, video introduksi acara baru Wimar Witoelar dan� beberapa video menarik lainnya."Dibanding media lain, layanan My Screen harganya relatif murah, namun mampu menjangkau calon konstituen potensial dari kalangan remaja dan generasi muda, karena umumnya pengunjung Beoscope adalah dari segmen ini," ujar CEO Beoscope Anang Sudihardjo melalui keterangan resminya, Kamis (18/9/2008).

Selain itu, popularitas akses dapat dilihat secara real time dan kuantitatif dari jumlah hit video kampanye yang tertera di setiap video yang tayang di beoscope.com, sehingga dapat dianalisa dan dibandingkan kekuatan caleg dalam kegiatan kampanye.
Selengkapnya...

Pintar Tak Harus Selalu Beli Buku

INGGRIS - Mahalnya biaya pendidikan menjadi masalah global di dunia. Untunglah teknologi kian berkembang cepat dan kini tak perlu membeli buku untuk memiliki literatur, cukup mengunduhnya saja.

Cara itu ditempuh oleh seorang professor ekonomi dari Cal Tech bernama Preston McAfee, yang memilih mempublikasikan bukunya secara gratis di internet. Hal itu dilakukan Profesor McAfee sebagai salah satu bentuk protes karena mahalnya harga buku teks yang makin menggila dan tak terjangkau lagi.


Menurutnya, dulu dia bisa menghasilkan kenaikan pendapatan USD100.000 untuk setiap buku yang ia publikasikan dengan cara konvensional dan mencapai daftar harga hingga USD200.

"Pasar ini tak berjalan dengan baik, kecuali untuk pemegang saham di bisnis percetakan. Kita mempunyai banyak ilmu pengetahuan, namun tak bisa membaginya ke orang lain," keluh McAfee, seperti yang dikutip dari Telegraph Senin (15/9/2008).

Dengan perhitungan ekonomi yang cermat, Profesor McAfee mempublikasikan bukunya dalam dua jenis melalui dua perusahaan yang berbeda, yaitu Lulu untuk versi online, yang bisa diunduh dalam bentuk MS Word file atau PDF, dan Flat World Knowledge untuk versi cetak.

Dengan Lulu, McAfee mematok harga USD11 dan Flat World Knowledge dengan harga mulai dari USD19,85 hingga USD59,95. Strategi ini dinamai McAfee dengan istilah 'mengambil setiap kesempatan yang beragam untuk mengerahkan semua kemampuan demi berjuang di monopoli harga'.

Profesor McAfee terkenal dengan bukunya yang berjudul Introduction to Economic Analysis yang menjadi buku pegangan di beberapa universitas, di antaranya Harvard dan sebuah universitas seni liberal di Claremont Calif.

Cara publikasi buku lewat online yang dikenal dengan julukan Connexions ini sebenarnya bukan cara baru. Sebelumnya ada seorang profesor di bidang teknik Richard G Baraniuk, yang menghasilkan keuntungan hingga USD6 juta melalui pubikasi bukunya di William and Flora Hewlett Foundation.

Selain membebaskan dalam hal biaya, Connexions yang berlisensi Creative Commons ini juga memberi keleluasaan seluas-luasnya untuk membolehkan para guru dan murid menggubah atau menulis ulang teks yang ada di buku hasil download tersebut, selama tetap menghargai sang penulis asli.

Kebanyakan ilmu pengetahuan yang bisa didapat melalui Connexions adalah bidang ilmu statistik dan teknik elektro. Bidang-bidang ilmu tersebut seiring waktu dan berkembangnya teknologi memang terus meningkat, dan kini sedang terus dikembangkan untuk memperbaharui bidang ilmu sejarah dari abad pertengahan. Dilaporkan ada 850.00 pengguna Connexions setiap bulannya dengan trafik lebih dari 50% yang kebanyakan berasal dari luar Amerika Serikat.

Salah satu kontributor di Connexions yang paling terkenal adalah Sunil Kumar Singh, seorang insinyur dari New Delhi yang bekerja di Oil and Natural Gas Corporation of India. Singh banyak menjelaskan fisika untuk siswa yang akan memasuki bangku kuliah dengan memaksimalkan masukan dari para pembaca di seluruh dunia melalui e-mail.

Tampaknya strategi mempublikasikan buku secara online mulai dilirik para penerbit buku teks. Sebuah penyedia layanan publikasi buku online CourseSmart yang didirikan oleh 5 penerbit buku, menyediakan 4000 buku teks degan mematok target bisa mencapai 50 persen dari kalangan pelajar sekolah.

Menurut executive vice president dari CourseSmart Frank Lyman, 10 dari ribuan buku yang ada di situs mereka sudah dibaca secara online dan sudah dibeli oleh 1240 institusi.



Selengkapnya...

Komunitas Muslim Inggris Kutuk Game 'Muslim Massacre'

LONDON - Komunitas muslim di Inggris mengutuk keras beredarnya game "Muslim Massacre" yang marak diunduh secara gratis oleh warga Inggris dari internet, selama beberapa hari terakhir. Muslim Massacre mengisahkan tentara Amerika Serikat dalam sebuah misi yang bertujuan melenyapkan kaum muslim.

Muslim Massacre, di awali dengan kisah turunnya pasukan bersenjata lengkap Amerika Serikat menggunakan parasut ke kawasan Timur Tengah, dan pemain langsung diajak menembaki orang-orang Arab sebanyak mungkin. Beberapa objek yang harus dibasmi, digambarkan menggunakan pakaian seperti teroris dengan penutup kepala.


Pemimpin musuh yang ditawarkan tiap level pun membuat geram komunitas masyarakat Inggris. Meskipun menggunakan bahasa Arab, dan Yahudi disinyalir objek yang harus di basmi di antaranya Osama bin Laden hingga nabi Muhammad.

"Memberikan permainan yang membunuh kaum muslim kepada anak-anak dan pemuda, sangat tidak dapat diterima," kata chief Executive The Ramadhan Foundation, sebuah organisasi muda muslim Inggris, Mohhamed Shafiq, seperti dikutip dari Times Online, Minggu (14/9/2008). Shafiq menyerukan kepada penyedia jasa layanan internet untuk menarik game tersebut dari internet.

Sementara itu, pembuat game yang memicu kontroversi itu meruapakan seorang programmer dengan nama samaran Sigvatr. Pembuat game itu membuat game tersebut hanya untuk lucu-lucuan, tetapi tak mengira akan membuat komunitas muslim Inggris berang.

"Orang-orang muslim yang diwakili di game tidak menggambarkan orang-orang muslim pada kehidupan yang sebenarnya. Setiap orang memiliki kebebasan untuk mengeluarkan pendapatnya, tetapi Muslim Massacre hanyalah sebuah permainan, yang sangat menyenangkan untuk dimainkan," ujarnya.
Selengkapnya...